Catatan Tips Bisnis STIFIn Dari Indrawan Nugroho di sarikan dari kuliah whatsapp bersama Mas Indrawan Nugroho dengan komunitas STIFIn. Beliau adalah Pendiri CIAS yang aktif berbagi ilmu tentang Inovasi Bisnis.
Mengatasi Suka Beli Barang Branded
Saya Intuiting ekstrovert, buat barang-barang yang mendukung bisnis yang sifatnya aset saya berani untuk habis-habisan. Dan ini buat sama Intuiting banget, nah tinggal satu ini buat sifatnya yang melekat ke tubuh. Saya sudah berhasil banyak meninggalkan yang branded, makanya cenderung gak main ke mall bagus. Takut sedih.
Nah bagaimana ngatasin pengen beli barang brand mango dan zara? kalo diganti brand lain udah banyak berhasil, tapi kalo lihat suka pengen, kalap kalau ada discount. Kalo ngak ada discount sih ngak ada kesempatan buat kalap. Intinya barang kualitas yang melekat ke tubuh, yang sifatnya bukan investasi?
Ini jawaban pribadi ya, saya hanya beli produk Zara atau produk bermerek lain ketika diskon min 50%. Nggak pernah beli new collection. Hebatnya beli barang bagus itu cukup beli satu bisa dipakai bertahun-tahun nggak rusak dan nggak basi modelnya. Kita orang Intuiting extrovert memang harus punya kelas. Jangan beli barang banyak yang murah-murah. Lebih baik beli sedikit saja tapi berkelas. Beli baju, tas, sepatu yang designnya klasik. tak lekang dimakan zaman.
Saya jarang sekali beli baju, jas atau sepatu. Tapi sekali beli, saya cari yang bagus, beli di harga diskon 50-70%, saya bisa pakai hingga 3-5 tahun. Beberapa jas atau baju yang saya pakai saat ini saya beli lima tahun lalu. Dibandingkan orang yang hobi belanja (produk yang harganya murah-murah), anggaran belanja saya di tahun yang sama bisa jadi lebih sedikit dibandingkan dia.
Sensing, Tapi Tidak Suka Bisnis
Saya Sensing golongan darah O, merasa tak pandai bisnis. Sudah 2 kali bisnis pendidikan, dilepas ke sosial. Di hutangin orang, gak tega nagih akhirnya di ikhlaskan. Punya karyawan, mending tak dapat apa-apa yang penting utamakan gajian mereka Dll. Karena Sensing, alhamdulillah ada aja peluang. Tapi ya itu tadi pak, tidak suka kalau bisnis banget cara mainnya hahaha. Apa ya masalah saya (apakah itu masalah?) dan harus gimana kalo diberi peluang dan amanah bisnis berikutnya?
Segera buat keputusan. Mau berbisnis atau bekerja? Jangan separuh-separuh. Begitu dipilih, harus lakukan cara terbaik di profesi itu. Berbisnis harus untung, bekerja harus profesional. Jangan jadikan kelemahan diri sebagai alasan. Goldar O mungkin bisa memicu jadi tidak tegaan, tapi itu bukan alasan kalau memang niat serius berbisnis. Sensingnya jangan kalah sama golongan darahnya. Seharusnya orang Sensing tidak punya masalah dengan bisnis.
Saya khawatir ketika Anda mengikhlaskan hutang orang, itu bukan ikhlas melainkan pasrah. Untuk bisa sampai pada kerja ikhlas, harus kerja Keras dan kerja Cerdas dulu. Sudah dilakukan belum? Mengutamakan gajian karyawan itu harus, bukan pilihan, bukan keutamaan juga. Melainkan WAJIB memberikan hak karyawan. Namun bukan berarti nggak apa kalau nggak untung.
Kalau memang belum siap berbisnis, mungkin bisa coba berdagang dulu (yang jadi alamiahnya sensing). Karyawan tidak perlu banyak dulu. Bayar pakai sistem komisi kalau perlu. Sambil pelan-pelan, melatih otot mental bisnisnya. Tapi ingat, namanya bisnis harus untung. Kejar untung di dalam koridor hukum, moral dan agama tentu saja.
Partner Bisnis Yang Sama Mesin Kecerdasannya
Bagaimana cara yang baik buat berpartner dengan sesama Mesin Kecerdasan ?
Saya Insting, golongan darah 0, dan saat ini lagi bangun tim Digital Marketing Agency dan mencari partner untuk bagian Developer/Programmer. Karena skill developer jarang yang mumpuni, jadi harus memilih antara skill dan Mesin Kecerdasan. Contohnya sekarang saya lagi tertarik dengan calon partner yang menurut saya skillnya mumpuni, tapi Mesin Kecerdasannya sama dengan saya, yaitu Insting juga. Dalam kasus seperti ini, antara memilih Mesin Kecerdasan dan Skill, apa yang coach Indrawan Nugroho sarankan untuk sebaiknya dilakukan?
Untuk kepentingan jangka pendek Skill memang diatas Mesin Kecerdasan, namun untuk jangka panjang sebaiknya cari yang skill bagus dan Mesin Kecerdasannya sesuai. Contoh, saya punya karyawan online sales yang tugasnya jualan dengan membalas chat WhatsApp Jumlahnya ratusan per hari. Mesin Kecerdasannya Intuiting, ya nggak cocok. Tapi dia bagus kerjanya, pelanggan happy, kita happy. Jualan lanjaaar.
Namun kita tahu, bahwa ada titik dimana si Intuiting ini akan jenuh. Kehebatannya dalam tekun membalas chat ada batasnya, dimana tidak akan mampu mengalahkan si Sensing dengan skill dan ketekunan yang sama dengan dia. Maka, dalam jangka panjang kita harus carikan pekerjaan yang lebih sesuai dengan Intuitingnya. Partneran dengan Mesin Kecerdasan yang sama akan berhasil jika salah satunya berada di Maqom yang lebih tinggi, Jangan setara. Demikian juga dengan pernikahan sesama Mesin Kecerdasan.
Menentukan Bisnis Yang Pas Di Hati Feeling
Saya Feeling Extrovert, Golongan darah saya A. Usaha mulai bisnis jaringan Enagic, lalu Butik, Publishing, Event Organizer, Penulis buku, semua berjalan cukup baik. Namun satu sisi yang rasanya membebani yaitu saya masih PNS di RSU. Dari riwayat ini adakah saran terbaik untuk fokus 1 hebat, lebih pas ke yang mana Coach Indrawan Nugroho ?
Sekarang ini juga sedang kerjasama buat buku duet dengan feeling extrovert juga tapi beliau sudah Mentor Nasional, apakah duo feeling extrovert berpartneran itu akan banyak tantangan atau gimana ya Coach Indrawan Nugroho baiknya?
Solusi: Partneran sesama Feeling tidak disarankan, kecuali mampu bersikap dan perilaku melampaui level personality, yaitu setidaknya di level mentality. Atau perlu ada ‘penengah’ yang Mesin Kecerdasannya Intuiting. Mana yang lebih pas ? Karena Anda Feeling, maka pilih yang hati anda sepenuhnya ada disitu. Bukan pilih mana yang paling menguntungkan, paling prospek, paling mudah. Jadi eksplore dulu pakai radar perasaan Anda. Begitu radar perasaan Anda mendeteksi sinyal sangat kuat pada salah satunya, jatuhkan pilihan ke situ.
Persaingan Dengan Produk Yang Sama
Saya Feeling golongan darah A, bagaimana baiknya menghadapi penawaran produk yang sama dengan jarak cukup dekat ? meminimalisir persaingan antara satu dan lainnya caranya bagaimana ya pak?
Solusi: Seperti banyaknya Indomaret dan Alfamart yang berdekatan padahal ketika kita tau isinya sama saja atau menawarkan kegiatan training/seminar pengembangan diri ke personal dan perusahaan. Buat differensiasi, tidak ada pilihan lain. Beri Value lebih pada klien (atau pelanggan) yang tidak buat kantong anda bolong. Cari tahu dulu apa Value lebih yang diinginkan si pelanggan dan itu tidak mereka dapatkan dari pesaing
Cara Menentukan Bisnis Fokus Satu Hebat
Saya Intuiting introvert, Golongan Darah B. Pekerjaan saat ini adalah Associate Learning Partner (trainer merangkap program manager untuk beberapa program pelatihan) dan pegang tanggung jawab untuk membuat dan menyusun Internal Facilitator Management. Saya dari dulu selalu terlalu banyak ide dan konsepnya bagus, tetapi tidak bisa mengimplementasikannya dengan baik, dan juga orang selalu bilang saya orang yang terlalu banyak keinginan dan ingin meraih semuanya, tapi akhirnya gagal dan tidak ada yang pernah di seriusi serta berbuah hasil.
Sementara saat ini, saya merasa dan baru berani mengakui bahwa saat mengajar atau berbagi kepada orang lain, saya merasakan ada kepuasan tersendiri sehingga berkeinginan menekuni dunia ini, khususnya menjadi trainer atau pemilik training institusi. Tetapi dengan kondisi yang ada sekarang saya masih galau ni, Mas.
Apa yang bisa saya lakukan dalam waktu cepat agar bisa menemukan “Fokus-Satu Hebat” dan karpet merah saya, seperti halnya Mas Indrawan Nugroho ?
Solusi: Ini kasusnya banyak terjadi di mentee saya di Program TEMPA. Maunya banyak padahal kemampuannya masih terbatas. Akhirnya tidak jadi siapa-siapa. Kalau dibiarkan bahaya. Mereka akan terjebak cuma jadi kerumunan. Memang harus dipaksa. Seperti dulu mas Farid Poniman memaksa saya memilih. Saya pun ‘memaksa’ para mentee saya memilih.
Pilihlah yang memenuhi ketiga kriteria ini: Sesuai passion, punya expertise disitu, dan tarikan pasarnya kuat. Jangan bilang kalau semuanya memenuhi ketiga kaidah itu ya. Karena kalau bilang gitu, artinya pemahaman anda tentang diri anda sendiri dan pengetahuan anda tentang pasar masih sangat dangkal sekali.
Tips Bisnis STIFIn Di Pesantren
Saya Intuiting extrovert, putra dan goldar B. Saya mau tanya beberapa hal tentang bisnis yang memang benar-benar saya mulai. Jadi memang baru mulai Get Starting.
Saya sudah menentukan di area mana saya memulai bisnis, karena di area ini memang jarang orang masuk dan saya punya aksesnya. Yaitu di pondok pesantren, pengajar dan santri sebagai subjeknya.
Di area ini benar-benar STIFIn amat sangat membantu, tetapi ketika dihadapkan dengan Harga Tes STIFIn 500rb (harga mulai 2020), rata-rata mereka mundur, walau saya bercerita tentang banyak keunggulan-keunggulan dan kebaikan-kebaikan dengan STIFIn ini. Di awal saya tidak mengatakan STIFIn terlebih dulu atau saya tidak mengatakan 500rb terlebih dulu.
Bagaimana tips bisnis STIFIn seperti ini dan trik untuk mengatasinya?
Solusi: Kalau memang mau masuk ke pesantren, cari pesantren yang santrinya atau orang tua santrinya kaya-kaya, demikian juga pengurusnya punya mindset kaya. Jangan pesantren yang gratisan, tidak akan dibeli, salah sasaran. Untuk mereka kasih gratisan saja kerjasama dengan STIFIn Pusat, jangan di bisnisin. Hanya karena anda punya akses bukan berarti itu pasar yang bagus kan ?
Diferensiasi Bisnis Promotor STIFIn
Pertanyaan seputar Tips Bisnis STIFIn dari teman promotor dicabang Bekasi, langsung aja kita fokus bicara dalam hal ini STIFIn, kebetulan Cabang Bekasi ini baru dan saya selalu wanti wanti untuk teman promotor menggunakan segala daya upaya, akhlaq, adab, etika muamalah sesuai aturan yang berlaku. Tidak menggunakan praktik praktik yang melanggar kode etik Promotor, nah sedangkan mungkin dihadapi pada kondisi dimana misalnya promotor kami masuk sekolah harga sesuai aturan 650.000 lalu ada yang menggunakan praktik yang tidak baik dan berkah misal saja menjual di 300.000 atau bahkan 250.000, konsep banting harga akan sangat enggak mungkin dalam STIFIn ini. Kebetulan yang nanya Mesin Kecerdasannya Insting. Kalau saya sudah pasti karena Intuiting mau ada kode etik atau tidak saya sudah pasti melakukan diferensiasi. Karena 500.000 sudah murah. Lebih aplikatif agar teman teman yang main diread ocean misalnya sekolah. Lebih punya strategis marketing yang mumpuni dan jitu. Terimakasih
Solusi: Kalau sesama promotor STIFIn ada yang curang, laporkan ke pusat dengan niatan sebagai pengingat bagi yang bisa sehingga dia tidak terkena dosa khianat. Biar pusat yang menegur dia dan memberikan sangsi. Dalam pasar yang Red Ocean, cuma ada dua pilihan. Turunkan harga atau diferensiasi. Karena tidak bisa turunkan harga, maka harus diferensiasi. Nah diferensiasi ini tidak harus gaya Intuiting. Bisa gaya Feeling yaitu dengan pendekatan personal. Menangkan hati prospek. Gaya Thingking pakai sistem jaringan. Gaya Sensing yang rajin pameran dan ketok pintu. Gaya Insting dengan memafaatkan aksesnya yang luas. Jangan suruh dia keluar dari jalur kehebatan Mesin Kecerdasannya. Justru suruh dioptimalkan. Disitulah letak kekuatan diferensiasi dia.
Perbedaan Bisnis Dengan Dagang
Sebenarnya apa si beda bisnis dengan dagang? Terkadang jelasin ke klien itu rancu, antara orang Sensing yang ahli dagang dan orang Intuiting yang ahli bisnis. Mohon penjelasan. Terus, kalo feeling itu lebih baik partner sama sensing atau Intuiting?
Solusi: Sesungguhnya dagang itu salah satu bentuk bisnis. Bedanya dagang itu fokus pada pertukaran barang. Si pedagang tidak memproduksi sendiri barang dagangannya. Dia mengambil dari produsen atau supplier. Dia mengambil untung (margin) dari selisih harga pembelian barang dengan harga penjualannya. Sementara bisnis secara umum biasanya terkait unsur produksi, apakah berbentuk barang atau jasa. Jadi bisnis lebih kompleks. Banyak hal yang harus di urusin. Banyak resiko yang harus ditanggung. Namun kelebihannya adalah bisa mendapatkan margin keuntungan yang lebih tinggi.
Kunci sukses dagang adalah volume penjualan, maka dagang cocok bagi Sensing karena selain simpel dia juga rajin jualan. Kunci sukses Bisnis adalah nilai tambah yang menghasilkan margin keuntungan lebih tinggi, maka Intuiting lebih cocok karena kreativitasnya.
Urusan partnership, kalau anda mau ada di depan maka cari Intuting yang alamiahnya mendukung anda. Kalau anda maunya ada di belakang, maka cari Sensing yang alamiahnya anda akan dukung.
Ada banyak Tips Bisnis STIFIn Dari Indrawan Nugroho berupa tanya jawab yang secara singkat di jawab Mas Indrawan Nugroho dalam artikel Tanya Jawab Bersama Mas Indrawan Nugroho.